close
2014-02-22-07.25

aaaaaaKembar, apa yang kamu fikirkan ketika mendengar kata ‘kembar’?. Ya, mengenai seseorang dengan fisik yang nyaris sama. Sedari dulu, entah kenapa aku menyukai orang-orang yang mempunyai kembaran. Selalu memesona, entah kenapa selalu berbeda di mataku, selalu yang menjadi sorotanku, dan selalu bisa membuatku penasaran.

Tidak banyak memang, tapi aku sering menemui sosok dengan paras yang hampir sama ini. Pertama kali berjumpa mungkin kurang bisa memahami dan mengenali dengan detil. Tapi ketika sering menjumpai dan mengenal jauh lebih akrab maka lambat laun sensasi kembarnya akan hilang. Pada masa SMP, aku mengalami fenomena ini. Ketika aku kelas VII untuk kali pertamanya aku menjumpai mereka, adalah Mbak Desi Widi Utami dan biasa di panggil Mbak Desi sebagai kakak dan Mbak Desi Dwi Setiani sebagai adiknya. Senang bisa kenal dekat dengan mereka, otomatis bisa mengamai karakter satu sama lain. Mbak Widi cenderung tomboy dengan tingkah lakunya dan begitu sebaliknya, Mbak Desi terihat kalem dan lebih feminin di banding Mbak Widi. Itu bukan perbandingan antara baik dan buruk, namun perbedaan indah yang mereka miliki. Satu hal sama yang membuat mereka kompak, Cantik..!. Bukan hanya mereka yang aku temui, tapi ada Ati-Atun, Ka’ Faisal-Faozan, Ka’ Yoga-Yogi juga. Mereka semua KEMBAR J.

Ketika SMA-pun aku menemui bocah kembar lagi. Kali ini aku menemui bocah kembar dengan kelamin yang berbeda. Lebih menarik bukan? Namun aku tak bisa mengenali mereka lebih dekat karena mereka adalah putra dan putri seorang Guru Kimia yang ada di sekolah. Ya, mereka masih kecil dan masih sangat memesona untukku. Pasti bahagia sekali setiap orang tua yang telah dikaruniai double anugrah seperti mereka. Aku sempat berfikir jika boleh memilih, aku akan lebih memilih mendapatkan double anugrah dalam satu waktu kelak J. Sempat bersedih hati ketika Guru Kimia-ku berkata jika aku harus mempunyai gen apalah itu namanya, yang berarti jika aku mempunyai keturunan kembar maka aku mempunyai peluang untuk mendapatkannya. Akupun mulai berpikir keras, sepertinya aku tidak mempunyai keluarga yang kembar L. Wallahua’lam.

Hati kecilku mulai berharap ketika Buyutku punya adik, adiknya punya anak menjadi mbahku, mbahku punya anak lagi menjadi tanteku, tante menikah dan punya anak lagi menjadi semacam sepupuku. Alhamdulillah, sepupuku kembar. Aku lupa nama panjang mereka karena panjang sekali, bagiku memanggil nama panggilan mereka sudah cukup, Akeela dan Alena. Cantik memang, persis seperti Mbak Desi-Widi yang kutemui beberapa waktu silam, Akeela terlihat lebih tomboy, gemuk, over active dan jarang senyum, begitupun sebaliknya Alena terlihat kalem, selalu tersenyum dan ramah pada siapa saja yang melihatnya. Liburan semester satu ini aku sempatkan untuk momong mereka meski hanya beberapa hari aku berada di rumah. Repot memang, tapi semua keluh kesah akan hilang ketika mendapati mereka yang sedang bercanda tawa. Bisa Mengenal Akeela-Alena itu indah bagiku, mereka menggemaskan, menyenangkan dan mengangenkan *loh maksudku mereka selalu berhasil membuatku rindu walau hanya beberapa jam tidak bertemu.

Nggak percaya kalo mereka menggemaskan, unyu dan mengangenkan #eh. Cek sendiri nih..!!!

2014-02-22 06.59.01Hai hai Alena

2014-02-22 07.25.55Bercandaan sama Tante

2014-02-22 06.43.14Nggak jauh beda unyunya kuq

2014-02-22 06.58.24Nah, ini nih kalo udah sibuk sendiri

2014-02-22 07.03.19Bakal anteng kalo lagi mi’ ucu kaya gini ni

1393196988952Ini Akeela,  Judes tapi tetep aja bikin gemess XD

1393197338068Susah banget moto dia ihh, lincahnyaa…

1393286132258Selincah apapun, bobonya tetep unyu J

Tags : eksotisKembar
Shella Rizqiea

The author Shella Rizqiea

Ingenue :)

Leave a Reply

4 Comments

Leave a Reply to Shellarizqiea Cancel reply