close

Ini cerita pas aku lagi haus-hausnya membaca buku roman, bukan bukan..!! Bukan cerpen, novel, cerbung atau buku fiksi  lainnya. Rasanya hati ini kering kerontang tanpa di bumbui manis asin berlembar-lembar kertas yang bisa membuatku melayang-layang bak Putri kayangan. Ya, aku suka membaca buku roman atau mungkin bisa disebut sajak-sajak romantisme perjalanan setiap orang yang menginjak fase dewasa. Kau tau kenapa? Karena akupun sedang melewatinya #eh, emm mungkin itu salah satu alasannya. Yang jelas aku bukan kutu buku, tapi aku selalu mencoba untuk membaca walaupun terkadang aku tak mengetahui makna dari buku yang aku baca, lucu sekali memang.Itu sering terjadi ketika aku harus membaca buku yang tidak aku sukai, seperti tumpukan buku-buku materi kuliah umum di semester satu beberapa waktu lalu yaitu PKn, Pengantar Pendidikan, Kewirausahaan dan lain sebagainya.Aku harus membaca berlembar-lembar kertas yang sama sekali tidak bisa membuatku tenang. Jenuh, itulah kata yang sering ku ucap ketika membacanya. Bagaimana tidak jenuh, Aku harus memahami semua dengan hanya sedikit referensi dari dosen. Mau bagaimana lagi? Just enjoy it, it is my resposibility in lecturing.

Setelah masa membaca rodi dan ujian-ujian semester itu berakhir, maka butuhlah refreshing fikiran ini. Dengan hati kalut serta carut marut kisah cintaku yang sangat unpredictable, maka aku juga membutuhkan referensi buku-buku roman agar aku tak tersesat dalam black-holenya #cieciecie . Hausku sudah tak bisa di bendung lagi, pernah juga aku bertanya kepada karibku tentang buku-buku roman bagus dan bisa cepat aku beli kemudian menikmatinya. Dia menyarankan aku untuk membeli beberapa buku yang meurutnya bagus, tak puas dengan perkataannya maka aku segera browsing untuk mendapatkan info tentang buku-buku tersebut. Ya, aku menyukainya meskipun tidak selalu berbau roman. Dia juga memberi saran untuk membelinya di online shop http://www.bukabuku.com/ agar aku tak perlu repot mengitari toko buku di seluruh kawasan tempat yang ku tinggali. Dan setelah aku menapaki jejak di satu situs tersebut , aku serasa ingin membeli buku sebanyak-banyaknya. Ini gawat sekali, karena kocek perawan itu tak lebih sedikit dari kocek perjaka. Karena perjaka belum membutuhkan apa-apa untuk hidupnya, sedangkan perawan? Perawan butuh make up dan segala tetek bengeknya yang mengindahkannya.  So, untuk aku yang udah kebelet beli buku ini, hanya bisa nge-save list buku-buku yang sudah aku inginkan untuk dibeli lain kali dengan ketika uangku sudah terkumpul.Kemudian  segera bergegaslah aku membeli salah satu buku tersebut untuk  mengobati hausku ini di Toko Buku Salemba. Aku juga meminta tolong kepada mbak-mbak yang berjaga di toko buku itu untuk ikut mencarikannya. Sialku, benarlah apa kata sobatku itu, ‘di online shop lebih terjamin ready stock’ karena ketika mbak-mbak itu nge-cek ketersediaan buku yang ingin ku miliki itu kosong.

Apa boleh buat kalau begitu? Ya sudahlah, disini masih banyak buku yang bisa aku beli. Kembali kuitari Toko Buku yang tidak terlalu besar itu, beberapa buku menjadi pilihanku tapi ketika lagi-lagi kulihat itu adalah buku fiksi, urunglah keinginanku untuk membelinya. Setelah beberapa lama aku mencari, akhirnya aku terpaku pada satu buku bercover Biru, unik yang berjudul BIRU, Sabar Hingga Akhir Waktu. Ku baca pelan-pelan sinopsisnya pada cover belakang, menceritakan tentang rasa sakit seseorang dengan segala keikhlasan orang yang telah disakitinya. Yup, pas sekali buku ini. Kulihat harga dan keberadaan dolar yang ada di dompetku, pass…!! . Check it out, segera aku kabur menuju meja kasir untuk melunasinya.

Segera kurobek plastik pembungkusya untuk segera membaca isinya, dengan semangat membara dan ambisi yang sudah membumbung pelan-pelan aku baca daftar isinya. Dan, lhoh?? Tettooott, seperinya aku benar-benar salah membelinya. Buku ini berisi tentang keikhlasan dan kesabaran orang-orang yang merawat kerabat dekatnya yang sedang sakit hingga ajal menjemput. Okay, sedikit kecewa karena aku tidak mendapatkan buku dengan deskripsi yang benar-benar kuinginkan. Tapi  tak ada satu buku yang tak berguna, kekeliruan membeli bukupun tak ku sesali karena buku BIRU, Sabar Hingga Akhir Waktu ini juga mengajari aku banyak hal pada “ Sebuah kontemplasi kesabaran dalam mendampingi orang terkasih dalam menjalani ujian hidup. Jika nanti akhirnya kita menang menghadapi cobaan itu,artinya kita naik kelas dan lulus ujian. Go ahead and don’t give up.”

Tags : BIRUbukumembacaSabar Hingga Akhir Waktu
Shella Rizqiea

The author Shella Rizqiea

Ingenue :)

Leave a Reply

4 Comments

  1. kita tak jauh beda. aku juga tidak terlalu suka buka. ga tau napa. semangat membaca buku sudah hilang sejak beberapa tahun lalu. padahal masa kecil hingga kuliah saya masih doyan melahap lembar demi lembar, hingga ratusan halaman.

    Mungkin karena sekarang sudah sedemikian mudah mendapatkan informasi. dari segala penjuru tak kesulitan. sampe bosen. mood pun jadi ilang. hanya info2 singkat yg disukai. kalau panjang apalagi butuh pemikiran mendalam dah males. Tentu ini hal yg kurang baik.

    terkait kekeliruan diatas tetaplah mencoba mensyukuri. akan lebih keliru kalau yang dibeli Film Biru ^_^

Leave a Response