close
Keakuan

Empat Alasan, Mengapa Aku Harus Bersabar

no thumb

Sudah lama aku merencanakan ini, tapi ko\’ gagal terus ya… emang sih harus sabar kayak mantranya si Alif Fikri dalam novel Trilogi 5 Menara itu, Man Shabara Zhafira, \”Barang siapa yang sabar pasti akan bahagia” pada tau kan ? Selayaknya santri kebanyakan mantranya juga sabar, sabar dalam segala hal. Katanya sih kalo udah jadi santri itu berkewajiban punya sikap yang lumayan susah untuk dimiliki itu. Bagaimana tidak? Mau makan, mandi, nyucipun juga harus ngantri. Dan bagaimana agar ngantri itu diikuti dengan rasa ikhlas? Otomatis kita harus memakai jurus sabarnya si Alif Fikri  dalam pekerjaan itu. Okey masuk dalam topikku, padahal sesuatu yang aku butuhkan itu sudah mendadak, ups lebih tepatnya bukan keperluanku tapi keperluan yang dibutuhkan oleh rekan-rekan kamarku, untuk minggu depan atau minggu depannya lagi aku nggak tau sempat atau tidaknya, itu juga bukan masalah pribadi, kalau saja minggu depan aku nggak bisa mungkin anak lain bisa menggantikanku. Tapi ini soal waktu!! Waktu nggak mungkin bisa diputarkan?.Emangsih, ada benarnya juga pengurus melarangku, Abah Yai, pengasuh Pondok Pesantren tercinta kita sedang dioperasi, bukannya doain masa\’ aku mau izin keluar Pondok. Tapi hatiku tetep ngelak, \” Aku izin bukan untuk pulang ataupun melakukan sesuatu yang aneh-aneh dan ada juga beberapa alasan yang menguatkan dalam benakku ”, aku kira percuma perdebatanku dalam hati ini, cape\’ sendiri dibuatnya. Bukan cuma cape\’ di hati, tapi di kaki juga. Bayangin aja, dari jam 09.00 pagi aku udah mulai muter-muter buat minta izin ke pembina Pondok Pesantren, udah gitu bolak-balik ke Kantor Pondok pula. Akhirnya nyerah deh, terakhir aku ke Kantor Pondok sewaktu aku minta izin, ternyata hari jum\’at ini tidak ada perizinan dan untungnya Pengurusnya baik banget!!! Aku nggak tau juga sih,atau mungkin beliau-beliau sang Pengurus hatinya lagi pada plong karena beliau mengizinkan keluar Pondok asal untuk perizinan hari selasa nanti. OK! That\’s never mind for me, cos I\’ve been tired.

Hari selasa yang aku tunggu-tunggupun tiba. Dari pagi aku sudah merencanakan sesuatu untuk menagih janji sang Pengurus keamanan. Setelah hari mulai siang, aku baru menyadari bahwa ternyata banyak halangan di hari ini. Pertama, partner yang menemani  aku izin, hari ini akan di jenguk keluarga atau bahasa khas Al Hikmahnya itu bustelan. Kedua, Ternyata tak ku sangka-sangka ada meeting mendadak di salah satu organisasi. Karena aku menjadi salah satu panitianya, otomatis mau tidak mau aku harus andil dalam meeting itu. Ketiga, kalau aku izin pagi-pagi, imposible banget soalnya  di sekolahku ada pasaran yang sangat-sangat dan saaaaa…ngaaaaaat ketat. Pengabsenannya nggak seperti  saat di sekolah, tapi pasaran yang laka-laka (kata orang Tegal) ini memakai sistem tanda tangan. Dan yang tidak menandatangani atau alfa, sanksinya lumayan berat lho, mending kalau alfa cuma satu kali, lhah kalau sampe tiga kali? Lain lagi itu ceritanya. Nanti apabila penerimaan rapor di akhir tahun pelajaran akan sedikit dipersulit dan harus menghadap kepada pengampu pasaran terlebih dahulu. Oh ya, pengampu pasaran di sekolahku ini beda dari yang lain lho, bahkan beliau dijuluki Raja Absen oleh para murid di sekolahku. Tuhkan? Apa aku bilang? Baca sedikit deskripsinya saja sudah enggan untuk ber-alfa pasaran. Pasaran  di sekolahku memang sangat disiplin, nggak jarang lho siswa maupun siswi yang sakit harus terpaksa sembuh agar tidak bermasalah di akhir tahun pelajaran nanti. Halangan yang ke empat, Pasaran Pondok euy.. kalau seumpama aku berangkat sepulang pasaran sekolah waktunya pasti kurang, karena selesainya pasaran sekolah selalu tidak pasti, kadang jam 10.00 bahkan terkadang 11.30 baru pulang pasaran. Nah, sedangkan pasaran Pondok dimulai ba\’da sholat dhuhur. Masa\’ aku nggak ikut pasaran Pondok sih? Akhirnya aku ambil keputusan yang Insya Allah terbaik, (ce\’ileh) lagipula mungkin bukan waktu yang tepat. Aku nggak jadi izin hari ini. Tepat setelah aku memberi keputusan pada diriku sendiri, ada dua anak yang kebetulan belum aku kenal, aku pikir mereka mau izin untuk keluar Pondok dan tidak diizinkan. Tapi ternyata dugaanku meleset, mereka berkata \”Kenapa hari ini nggak ada perizinan sih?”. Yess!!! Berarti keputusan yang aku pilih memang benar-benar great!! karena tepat sekali  hari ini tidak ada perizinan, semisal aku ke kantor Pondokpun pasti nggak bakal diizinin sama pengurusnya, dan mungkin hari jum\’at nanti aku akan keluar.

Di hari jum\’atnya aslinya sih aku udah bosen,cape\’ dari minggu kemaren gagal terus, udah males, uangnya juga udah ludes!! Tapi partner yang mau nemenin aku keluar ngajak aku karena dia mau beli obat, karena obatnya  sudah habis. Yaudah deh aku turutin, lagipula aku udah janji sama pengurusnya,kanminggu kemaren udah izin dan karena ada beberapa halangan jadinya nggak boleh. Sehabis sarapan, aku dan partnerku langsung ke Kantor Pondok. Sesampainya disana nungguin bentar sih, tapi pas waktu pengurusnya dateng aku langsung diizinin. Huuuuh, akhirnya sabar selama satu minggu berbuah juga pada pada jum\’at yang cerah ini, aku nggak usah bertele-tele meronta-ronta meminta izin pada pengurus lagi karena tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutku jum\’at ini kepada pengurus, semua sudah terwakilkan di hari jum\’at minggu lalu.

Ternyata benar apa kata orang, rasa senang dan bahagia datang setelah kita bersusah payah. Kaya\’ pantun yang udah terkenal itu:

Berakit-rakitkit ke hulu

Berenang-renang ketepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang-senang kemudian

 

 

 

 

Shella Rizqiea

The author Shella Rizqiea

Ingenue :)

Leave a Reply

6 Comments

Leave a Response